Transfer Granit Xhaka Menyimpang dari Prinsip Transfer Muda Milan?

Berita Liga Italia: AC Milan menunjukkan tekad kuat untuk mendatangkan gelandang Granit Xhaka, langkah yang menandai potensi ‘penyimpangan’ dari prinsip transfer klub.

Sejak diakuisisi oleh pemilik asal Amerika, Il Diavolo cenderung fokus pada profil pemain muda dan bertalenta yang dapat berkembang di Rossoneri, serta berpotensi menjadi aset teknis yang solid di masa depan.

Klub jarang berkomitmen pada pemain di atas usia 30 tahun, kecuali jika seorang pemain berpengalaman dianggap sangat diperlukan untuk membimbing tim muda rossoneri, seperti perekrutan Zlatan Ibrahimovic, Simon Kjaer, hingga Olivier Giroud.

Saat ini, kondisi klub menuntut pendekatan serupa. Setelah musim yang kacau, skuad Milan membutuhkan pemain berwibawa, dan seorang pemimpin sejati. Untuk hal ini, Granit Xhaka jelas memenuhi kriteria ini.

Seperti yang disebutkan, ia terbiasa dengan kesuksesan dan telah menjadi protagonis dalam beberapa musim puncak. Ia adalah pemain kunci dalam keberhasilan Bayer Leverkusen meraih gelar Bundesliga pada musim 2023-24.

Selain itu, Xhaka memiliki pengalaman panjang di tim nasional Swiss, di mana ia saat ini menjabat sebagai kapten. Sejauh ini, ia telah mencatatkan 137 penampilan dan 14 gol untuk negaranya.

Ditambah lagi, karakteristik teknis dan taktisnya sangat dibutuhkan oleh arah baru Rossoneri: kemampuan intersep, kuantitas, manajemen bola, dan banyak lagi. Ia masih terikat kontrak dengan Bayer Leverkusen hingga Juni 2028.

Untuk semua alasan ini, ia berada di puncak daftar persetujuan Direktur Olahraga Igli Tare, yang secara pribadi telah bergerak untuk mencoba membuka negosiasi.